10Wilayah di Jakarta Berpotensi Terjadi Longsor, Sadari Ciri-cirinya Supaya Waspada Rabu, April 06, 2022 MEGAPOLITAN. Hal ini perlu dipahami agar masyarakat tidak panik, namun tetap waspada," imbaunya. -gejala pergerakan tanah atau yang biasa dengan sebutan tanah longsor. Dalam kasus ini, terdapat beberapa ciri-ciri tanah longsor
Membuat Kolam Tanah untuk Ikan Konsumsi Beberapa hari yang lalu cak semau komplemen sepetak tanah didekat markas Bibliotek Excellent Excellent Farm. Kontur tanahnya seperti tanah pandau, nyata empang kecil lepasan kolam iwak lele dan pohon pisang dan tanaman nangka di sekitarnya. Saya sudah lalu berlatih banyak berusul kesalahan musim-waktu sebelumnya. Karena exciting mau menciptakan menjadikan kolam ikan, saya mengisi kolam dibawah pondok dengan ratusan ekor ikan gurame. Sebagian ada nan semen kecil dan sebagian lagi bibit gurame yang agak besar. N domestik beberapa tahun, sebagian ki akbar ikan mati karena kolamnya tidak disiapkan dengan baik dan airnya tidak seia. Gagal dengan lauk gurame, saya menggantinya dengan lauk lele. kali ini bertelur karena lele lebih ulet, cuma airnya cepat kotor dan harus rutin memberi pakan. Kurang pas dilihat bakal tebat dibawah pondok yang niatnya bakal hiasan. Kesannya kolam ikan dibawah saung diisi dengan ikan patin dan gurame pula kerumahtanggaan jumlah yang bertambah sedikit. Bepergian patut baik sekadar kian untuk hobi, bukan untuk manuver komersil, Untuk propaganda komersil, saya mewujudkan kolam kapling. Letaknya didekat kebun rambutan. Butuh biaya sejumlah juta untuk menggali kapling dan menyiapkan kolam. berhari-periode diisi air, tak lama kemudian surut juga. Setelah beberapa lama, tingkat surutnya berkurang cuma tetap tidak stabil. Akhirnya empang itu dilapisi terpal mudah-mudahan air tidak surut, namun jadi menghilangkan maksud terdepan pembuatan bendungan lahan, yaitu kiranya suka-suka pakan alami terbit dasar dan dinding kolam. Kesalahan saya sederhana, ialah saya tidak membidas garis bentuk. Tanah kebun saya jadikan kolam ikan, tentu cuma airnya mudah surut karena memang posisinya lebih tinggi semenjak mana tahu dan tanahnya berupa tanah gersang yang menghisap air. Disisi tak, terserah tanah didekat kali nan kian invalid, malah saya uruk agar tingginya sama dengan tinggi tegal. Salah penerapan. Belajar mulai sejak hal diatas, saya mengepas mencari lahan yang basah, nan tanahnya memang becek atau lembab nama bahwa tanah tersebut sudah lalu jenuh air. Daripada diuruk, lebih baik tanahnya saya keduk dan jadikan balong lauk, karena tanah tersebut bisa menggudangkan dan menahan air. Sekaligus menunggu lahannya ada, saya membuat kolam terpal buntak dengan penampang 2 meter sebanyak 3 buah. 1 tebat diisi dengan ikan gurame+nila. Balong kedua diisi dengan ikan patin dan kolam keladak diisi dengan ikan bawal. Perlu penyesuaian dan penerimaan setakat kolam-kolam tersebut bisa memungkinkan bagi menghasilkan ikan konsumsi. Momen cak semau pelengkap petak yang memang sebelumnya pernah digunakan untuk kolam ikan lele, saya langsung info ke Qchen adik saya yang menangani Excellent Farm, mudahmudahan meluruskan bendungan tersebut serentak melebarkannya. Tantangan terbesar tanah tersebut adalah banjir. Jika air mulai sejak siapa disampingnya melembak, kolamnya banjir dan ikannya kabur melarikan diri. Saya harap Qchen untuk merapikan, memperdalam, berekspansi arah kanan kidal serampak melantangkan tanggul tebat. Karena kali ini diniatkan kerjakan kolam ikan konsumsi, saya mempersunting kolamnya sungguh-sungguh disiapkan. Saya belum adv pernah rencananya akan menempatkan ikan apa di kolam tersebut. saja rencananya saya mau memelihara gurame dan nila. Lahannya memang nisbi kecil, doang jikalau kerjakan beberapa puluh ekor ikan gurame mestinya masih memungkinkan, lebih lagi jika pemberian pakannya dilakukan semi intensif. Tujuan penting pembuatan kolam itu sebenarnya memanfaatkan lahan yang ada, daripada dibiarkan tergenang sonder cak semau lauk bahkan menjadi sarang nyamuk. Kalaupun belum sampai pada tahap menguntungkan secara ekonomis, paling kecil saat Zeze Vavai dan Vivian kesana bisa mancing dengan leluasa. Tanahlongsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman(gb Kiri). (gb.kanan) Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.(gb.kiri) Jangan melakukan penggalian di bawah Cara Mencegah Bencana Tanah Longsor Pada Lahan Miring Terbaru 2021. Bencana tanah longsor biasanya sering terjadi di dataran tinggi yang terdapat banyak lereng dengan kemiringan di atas 45 derajat. Meskipun begitu tidak menutup kemungkinan dataran datar juga bisa terjadi longsor, walaupun peluang terjadinya lebih kecil. Memasuki musim penghujan ini bencana tidak tahu kapan datangnya, oleh karena itu pemerintah telah menyiapkan pusat siaga bencana di tempat yang berpotensi menjadi langganan longsor. Masyarakat juga telah dihimbau untuk tetap waspada jika terjadi hujan dan mempelajari tanda – tanda terjadinya longsor. Apa itu Tanah Longsor ? Tanah Longsor adalah perpindahan tanah yang di dalamnya terdapat bebatuan organik maupun anorganik yang secara tiba – tiba bergerak ke bawah sehingga meninggalkan lereng. Tanah longsor terjadi karena terganggunya keseimbangan sehingga tanah menjadi mudah bergeser yang biasanya disebabkan oleh air yang masuk ke dalam lapisan atmosfer yang mempunyai peran sebagai area gelincir. Jika air sudah memasuki area gelincir pada lapisan tanah bagian dalam, maka tanah bagian atas dan tengah kedap air menjadi goyah, tanah menjadi labil dan struktur tanah atas akan sangat mudah bergeser, terlebih lagi jika diatas tanah tersebut berdiri banyak bangunan yang memberikan beban ke tanah. Cara Menghindari Tanah Longsor Cara menghindari bencana tanah longsor kita harus mengetahui cara dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor. Sebagai manusia kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi, namun dengan kita belajar mempelajari tanda – tanda bencana longsor dan cara pencegahannya dengan mengurangi tindakan yang dapat memicu bencana, setidaknya bisa mengurangi resiko dan dampak yang di timbulkan. Cara Mencegah Bencana Tanah Longsor Pada Lahan Miring Berikut ini adalah cara dan Tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menghindari bencana tanah longsor. 1. Jangan Menebang Pohon di sekitar Lereng Pohon memiliki peran penting sebagai penahan tanah, semakin banyak pohon maka semakin kuat dan stabil tanahnya. Bagian akar pohon tersebut saling menyebar dan bersinggungan sampai bisa membantu tanah agar tidak mudah terjadi longsor, karena bagian akar pohon juga memiliki tugas sebagai penahan tanah. Dengan mengurangi penebangan pohon di sekitar lereng bisa menyelamatkan kita dari bencana longsor. 2. Tidak Mendirikan Bangunan di sekitar Sungai Semakin dekat bangunan dengan bibir sungai, maka semakin besar peluang terjadinya bencana longsor. Tanah yang terus tergerus oleh erosi hingga tanah disekitar sungai menjadi habis, bisa menyebabkan tanah longsor dan menghancurkan bangunan di sekitar tepi sungai. Jika terjadi hujan deras hingga menyebabkan arus sungai semakin deras dan volume air semakin besar, maka akan mudah terjadinya erosi. 3. Jangan membuat Kolam atau Sawah di Atas Lereng. Jika Anda ingin membuat kolam atau sawah diatas lereng diusahakan jangan membuatnya. Karena semakin meningkatkan peluang untuk terjadinya bencana longsor. Adanya tebing curam dengan lahan yang gundul dan diatasnya juga terdapat kolam atau sawah yang penuh dengan air, akan membuat daya hidrostatiska semakin kuat untuk menekan permukaan tanah, sehingga tanah rentan untuk tergeser merubah dan dapat mengakibatkan terjadinya longsor. Keadaan darurat bisa terjadi jika air yang ada di sawah atau kolam tadi tiba – tiba hilang terserap ke dalam tanah. Hal seperti itu sering terjadi sesaat sebelum terjadinya bencana longsor. 4. Jangan Mendirikan Rumah di Bawah Tebing Untuk pembuatan rumah carilah lokasi rumah yang masih terbilang aman. Jika daerah sekitar memanglah berbukit, pilihlah lokasi yang sekiranya aman dari jangkauan luruhan tanah jika terjadi bencana longsor. Ketika membangun rumah usahakan lokasi bangunan sejauh mungkin dari kaki tebing, contohnya jika tebing setinggi 50 meter maka usahakan jarak rumah berjarak minimal 175 meter dari kaki lereng, sehingga jika terjadi bencana longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut. 5. Jangan Memotong Tebing Secara Tegak Lurus Saat menggali tanah dalam jumlah yang besar contohnya untuk keperluan tambang, maka sebaiknya jangan langsung memotong badan lereng secara tegak lurus, karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang ada di atasnya. Walaupun di atas lereng dipenuhi oleh pepohonan, namun jika badan tebing sudah terpotong terlalu dalam maka tanah di bagian bawah akan kehilangan penopang dan keseimbangan, sehingga akan mudah terjadi tanah longsor. 6. Melakukan Upaya Preventif Dengan sering mengecek apakah ada retakan pada tanah, jika ditemukan maka segera ditutup dengan tanah lempung agar tidak banyak air yg masuk ke dalam celah tersebut. Bukan hanya itu, sering menjaga kelestarian vegetasi di area tebing juga merupakan salah satu upaya untuk pencegahan longsor yang terbukti efektif. 7. Membuat Terasering Jika ada lahan miring yang terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang, maka gunakanlah sistem terasering atau sistem bertingkat sehingga akan memperlambat aliran permukaan ketika hujan. Jangan lupa atur juga drainase agar air tidak tergenang di lereng. Dengan menerapkan sistem ini maka akan semakin jauh potensi terjadinya bencana longsor. 8. Memberikan Penyuluhan Kepada Masyarakat Terkait bencana tanah longsor, sering kali penyebab tanah longsor di area hutan sekitar lereng dikarenakan adanya penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, yang memang belum memiliki kesadaran atau pengetahuan mengenai dampak negatif penebangan pohon. Dengan memberikan penyuluhan ini akan membuka wawasan dan kesadaran masyarakat akan bahayanya jika menebang pohon secara liar, dan peluang terjadinya bencana akan semakin kecil. 9. Intervensi Dari Pemerintah Memberikan penyuluhan kepada masyarakat merupakan pilihan yang tepat apabila dibuat sebuah peraturan yang tegas terkait pelanggaran aturan yang sudah ditetapkan. Jadi harus ada campur tangan dari pemerintah dan warga untuk membuat peraturan dengan sanksi tegas kepada pelanggar. Dengan ini resiko terjadinya bencana tanah longsor bisa berkurang. Mungkin itu sedikit pembahasan tentang Cara Mencegah Tanah Longsor Pada Lahan Miring semoga bisa bermanfaat, Kurang lebihnya kami minta maaf. Terima kasih. Anjarjuga mengimbau agar Jasa Marga melakukan antisipasi longsor susulan. Antisipasi itu menurut Anjar dengan melakukan pengaturan lalu lintas. Kendaraan berat kata Anjar jangan terlalu kiri melintas ke arah Jakarta. "Jika melihat dari kondisinya, titik longsor dengan badan tol berada tidak kurang dari 10 meter. Itu harus dimitigasi juga. RumahCom – Dinding penahan berfungsi sangat baik untuk menahan longsor, terutama pada rumah yang terletak di ketinggian dan dekat aliran sungai. Bila ditinjau dari sudut pandang ilmu konstruksi, tanah menjadi elemen paling fundamental dalam mendirikan suatu bangunan. Fungsi tanah sebagai penahan berat bangunan menjadi faktor utama keberhasilan proyek di kemudian hari. Namun, apa jadinya bila tanah yang selama ini mampu menahan beban berat, justru sangat rentan sekali mengalami pengikisan hingga menyebabkan longsor. Keadaan seperti ini umum ditemui di beberapa kota besar di dunia. Minimnya ruang antar bangunan serta kondisi tanah yang berbeda-beda semakin menambah tingginya kemungkinan tanah amblas ataupun longsor. Adanya gaya lateral tanah dan air yang berpotensi menyebabkan kegagalan struktur tanah untuk menahan beban. Dalam situasi seperti ini, dinding penahan tanah dapat digunakan sebagai metode untuk mencegah kelongsoran dan kerusakan struktur tanah. Secara prinsip, dinding penahan tanah atau retaining wall adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk menahan tanah dan memberikan stabilitas pada lereng. Retaining wall seperti ini banyak dijumpai pada beberapa model konstruksi. Selain karena penggunaannya yang secara luas sudah digunakan masyarakat, dinding penahan juga mempermudah bentuk konstruksi bangunan yang akan didirikan. Sebenarnya sangat mudah untuk membuat dinding penahan untuk konstruksi minimalis milik sendiri sehingga melindungi rumah dari ancaman longsor. Bahan dan material yang digunakan memang beragam, tergantung model konstruksi dinding penahan seperti apa yang diinginkan. Namun, tentunya itu akan berpengaruh pada fungsi dan kegunaan serta anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membangun dinding penahan tersebut. Investasi di kampung halaman bisa menjadi pilihan tepat yang menguntungkan. Lalu gimana caranya? simak videonya berikut ini. Membuat Dinding Penahan Secara Sederhana Membuat dinding penahan bisa dilakukan secara sederhana. Anda bisa membangun dinding penahan tersebut pada area samping rumah agar mencegah terjadinya kelongsoran. Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membangun dinding penahan rumah. Alat dan bahan yang diperlukan Adonan semen,tanah dan batu yang telah berbentuk balok Perlengkapan pengaman diri seperti sarung tangan dan kacamata pelindung mata Sekop dan cangkul Kawat dan alat pengukur kemiringan waterpass Pasir dan kerikil Tiang dan tali Palu dan Martil Kain penutup Caranya Sebelum memulai konstruksi, ada baiknya untuk mempertimbangkan area limpasan air pada daerah tersebut. Karena apabila tidak ada area limpasan air, maka harus dipasang pipa pembuangan sebagai jalan air. Setelah itu baru tentukan titik lokasi terbaik untuk membuat dinding penahan. Buat galian sedalam 1 m sepanjang kemiringan tanah yang ingin ditahan. Baru kemudian,tutupi areal galian dengan kain penutup untuk mencegah kotoran kembali masuk ke dalamnya. Ambil tiang dan tali untuk kemudian menandai titik pasti dinding penahan akan berada. Lalu berikan tumpuan pada tali sebagai penanda bagian atas dinding. Di bagian bawah, galilah parit kecil sebagai penampung balok. Setelah itu pastikan alas balok kayu ini sejajar. Gunakan waterpass atau alat pengukur untuk menyesuaikan kemiringan benda sesuai yang diinginkan. Selanjutnya susunlah balok-balok semen sesuai dengan keinginan. Tumpuk dan atur sedemikian rupa agar susunannya simetris dan memiliki kerapatan maksimal. Rekatkan balok satu dan lainnya dengan menggunakan adukan cair semen dan pasir. Ulangi hal yang sama pada baris balok berikutnya sehingga membentuk sebuah model konstruksi dinding penahan yang tepat. Biarkanlah hasil konstruksi dalam beberapa waktu,dan jangan terburu-buru untuk melepaskan penyangga konstruksi. Proses pengeringan memang memerlukan waktu tersendiri, apalagi jika hanya menggunakan cahaya matahari sebagai alat pengeringnya. Selain itu, hindari proses pembuatan dinding penahan tanah pada cuaca hujan atau berangin. Untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam model konstruksi yang sedang dikerjakan akibat erosi atau pengikisan. Apabila model konstruksi dinding penahan sudah mengering, lepaskan rangka atau penyangga konstruksi secara hati-hati. Berilah warna cat yang sesuai dengan selera untuk menambah kesan estetis pada dinding penahan yang telah rampung. Sumber Temukan lebih banyak pilihan rumah terlengkap di Daftar Properti dan Panduan Referensi seputar properti dari Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Anda juga mungkin menyukai beberapa artikel ini Begini Aplikasi SiPetruk Menjamin Kualitas Perumahan Bersubsidi RumahCom – Lembaga penyalur KPR subsidi FLPP PPDPP, tengah menyiapkan aplikasi baru SiPetruk setelah SiKasep dan SiKumbang. Aplikasi ini akan semakin memudahkan semua pihak yang membutuhkan akses ke Lanjutkan membaca • 13 Okt 2020 Pengembang Australia Ini Jadikan Indonesia Pasar Pertama Launching Proyeknya RumahCom – Pengembang Australia Crown Group sangat confident untuk meluncurkan produk terbarunya saat situasi pandemi Covid-19. Indonesia dijadikan kota pertama untuk peluncuran produk terbarunya in Lanjutkan membaca • 13 Okt 2020 Membangun Rumah Tahan Gempa RumahCom - Beberapa saat lalu peneliti dari ITB dan BMKG menyatakan masyarakat harus mewaspadai kedatangan gempa bumi dan tsunami. Gempa bumi memang sering terjadi di Indonesia, hal ini membuat masyar Lanjutkan membaca • 14 Okt 2020 Bingung Pilih Desain Rumah? Ini Daftar Desain Arsitektur yang Bisa Dipilih RumahCom - Memilih desain untuk rumah memang cukup sulit. Namun dalam memilih desain ada beberapa pertimbangan seperti material, luas, hingga lokasi pembangunan rumah membutuhkan wa Lanjutkan membaca • 14 Okt 2020
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS dinding penahan agar tanah supaya tidak longsor. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll.

- Tanah longsor adalah salah satu jenis bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia selain gempa bumi, banjir, kekeringan, dan angin Nasional Penanggulangan Bencana BNPB mendefinisikan tanah longsor sebagai salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, yang menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun merujuk sumber lain, pengertian tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, ataupun campuran material-material tersebut, yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses Terjadinya Tanah Longsor Lantas, bagaimana proses terjadinya tanah longsor? Peristiwa tanah longsor dapat terjadi apabila air yang meresap ke dalam tanah menyebabkan bobot tanah bertambah, kemudian menembus sampai ke bidang gelincir, hingga menyebabkannya bergerak keluar lereng. Apabila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan maka terjadilah longsor. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan, demikian dikutip dari laman BPBD tanah longsor sering muncul di musim hujan, setelah musim kering yang menyebabkan permukaan tanah retak dan berpori. Saat tanah retak, maka air hujan makin mudah meresap ke bagian dalam tanah, membuat kandungan air dalam tanah menjadi jenuh. Air yang terakumulasi di dasar lereng memicu gerakan lateral, sehingga mudah bergerak menuruni lereng. Namun, jika ada banyak pohon maka tanah tidak mudah bergerak longsor. Maka itu, penghijauan di daerah perbukitan, pegunungan dan sekitar lereng penting dilakukan. Jenis-Jenis Tanah Longsor & Ciri-Ciri Area Rawan Longsor Agar dapat lebih waspada terhadap jatuhnya korban baik jiwa maupun harta, maka ada baiknya kita mengenali ciri-ciri daerah yang rentan mengalami tanah longsor. Selain itu, untuk mengenali kerawanan bencana ini, jenis-jenis tanah longsor juga perlu diketahui. Berikut ini ciri-ciri kawasan rawan bencana tanah longsor Umumnya tanah longsor terjadi di wilayah perbukitan dan lereng gunung dengan kemiringan 20 derajat. Lapisan tanah di bagian atas lereng tebal Lahan gundul tidak ada pepohonan, sehingga lereng terbuka Terdapat retakan tanah di atas lereng dan tebing Sistem saluran air yang buruk di daerah lereng Ada mata air atau rembesan di tebing, dan didahului oleh longsoran kecil Adanya bangunan di bagian atas tebing yang menyebabkan beban berlebihan. Jenis-jenis tanah longsor yang umum terjadi setidaknya 6, yakni Longsoran Translasi gerakan massa tanah dan batuan di tebing dengan bidang gelincir rata atau bergelombang landai. Longsorang Rotasi gerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir cekung Pergerakan Blok longsoran translasi blok batu perpindahan batuan pada bidang gelincir rata atau lurus. Runtuhan batu batuan atau material yang bergerak ke bawah dengan jatuh bebas. Biasanya terjadi di lereng terjal, seperti yang ada di daerah pantai. Rayapan tanah jenis tanah longsor yang lamban bergerak dan lama. Biasanya dapat diamati saat pohon atau rumah mulai miring atau retak perlahan ke arah bawah. Aliran bahan rombakan massa tanah bergerak didorong oleh air, sehingga kecepatan longsor tergantung pada volume air, tekanan air, dan seberapa miring lerengnya. Dapat diamati pada daerah aliran sungai di sekitar gunung merapi, saat berlangsung longsoran lahar dingin. Adapun cara mengurangi risiko tanah longsor ialah sebagai berikut Tidak membangun rumah atau vila di lereng gunung, sehingga beban tanah di wilayah tersebut bertambah. Tidak membuat sawah atau kolam di atas lereng karena air mudah meresap dan menimbulkan retakan di lereng. Tidak membuat rumah di daerah bawah tebing atau lereng, untuk menghindari korban jiwa saat sewaktu-waktu terjadi longsor. Tidak menebang pohon secara membabi buta di sekitar wilayah lereng, agar akar pepohonan dapat mengikat tanah dan mencegah longsor. Menanami daerah lereng gunung dan bukit yang gundul dengan pepohonan, agar tidak terjadi erosi tanah apabila hujan datang. Membuat terasering atau sistem tanah bertingkat jika harus menanam padi di lereng bukit. Terasering akan memperlambat aliran air dan tanah saat hujan. - Sosial Budaya Kontributor Cicik NovitaPenulis Cicik NovitaEditor Addi M IdhomPenyelaras Ibnu Azis

penelitianini memberikan informasi terhadap perbaikan stabilitas kolam pengendap agar tidak terjadi longsor yang dapat membahayakan masyarakat sekitar. Kata kunci: Kolam Pengendapan, Stabilitas, Sedimen, Pertambangan, Software Plaxis. 1. PENDAHULUAN PT. RumahCom – Selain banjir, tanah longsor merupakan bencana alam yang kerap terjadi di wilayah Indonesia. Bencana tanah longsor terjadi karena adanya ketidakstabilan tanah atau batuan suatu lereng. Tanah atau batuan, maupun campuran keduanya, menuruni lereng menuju dataran yang lebih rendah pada saat terjadi longsor. Longsor menjadi salah satu masalah besar, terutama bagi Anda yang ingin membangun rumah di kawasan pegunungan atau pinggir sungai. Anda harus mengetahui cara mencegah tanah longsor untuk mengurangi resiko tanah menjadi longsor. Longsor biasanya terjadi karena terdapat gangguan kestabilan pada lereng tanah. Tanah yang labil dan tidak memiliki pohon sebagai tumpuan alami bisa mengalami pergeseran. Pada umumnya, beberapa kondisi morfologi seperti kemiringan lereng, kondisi bebatuan, maupun tanah penyusun lereng, serta kondisi tata air atau hidrologi pada lereng dapat memicu atau malah mencegah gangguan itu terjadi. Baca artikel ini sampai habis untuk mengetahui cara mencegah tanah longsor dan mengenali penyebabnya! 10 Cara Mencegah Tanah Longsor Pembuangan dan Penggantian Material Memperbaiki Drainase Permukaan dan Bawah Permukaan Tanah Menjaga Volume Air Di Atas Lereng Melestarikan Vegetasi Menggali Bagian Atas Lereng Menopang Permukaan Lereng Membangun Tiang Pancang Membangun Dinding Penahan Memasang Sambungan atau Jembatan Membatasi Jumlah Bangunan Pada Lahan Rawan Longsor Penyebab Tanah Longsor Terjadinya Peningkatan Kandungan Air Getaran Pada Lereng Peningkatan Beban Pemotongan Kaki Lereng Secara Sembarangan Penebangan Hutan Secara Liar 1. 10 Cara Mencegah Tanah Longsor Bila dilihat dari sudut pandang konstruksi bangunan, tanah merupakan sebuah elemen paling penting dalam mendirikan sebuah bangunan. Tanah memiliki fungsi untuk menahan beban dari bangunan dan menjadi sebuah penentu apakah bangunan bisa bertahan dan digunakan dalam waktu yang lama. Perlu Anda ketahui, tanah sangat rentan mengalami pengikisan dan bisa menyebabkan longsor. Berikut ini adalah sepuluh cara mencegah adanya pemicu longsoran agar tidak terjadi bencana tanah longsor dilansir dari penelitian oleh Arthur W. Root tentang Prevention of Landslides. 1. Pembuangan dan Penggantian Material Setiap tanah memiliki struktur tanah yang berbeda-beda. Tanah dan batuan yang memiliki struktur rapuh dan rawan longsor dapat dipindahkan dan diganti dengan material yang lebih kuat, seperti tanah berlumpur atau berpasir. Karena pelapukan serpih dapat membentuk tanah yang rawan longsor, prosedur pemindahan dan penggantian harus mencakup langkah-langkah untuk mencegah pelapukan lanjutan dari batuan yang tersisa. Material longsor tidak boleh didorong kembali ke atas lereng. Ini hanya akan menyebabkan gerakan tanah longsor yang berkelanjutan. 2. Memperbaiki Drainase Permukaan dan Bawah Permukaan Tanah Karena air merupakan faktor utama terjadinya tanah longsor, perbaikan drainase di permukaan dan bawah permukaan di lokasi dapat meningkatkan stabilitas lereng yang rawan longsor. Air permukaan harus dialihkan jauh dari daerah rawan longsor dengan mengalirkan air di saluran drainase berjajar atau pipa saluran pembuangan ke dasar lereng. Air harus dialihkan sedemikian rupa untuk menghindari memicu tanah longsor yang berdekatan dengan lokasi. Air permukaan tidak boleh dibiarkan menggenang di lereng yang rawan longsor. Jika dibiarkan, maka tanah akan melembek yang pada akhirnya akan terbawa oleh aliran air menuruni lereng menuju ke bawah. Hal itu akan mengakibatkan longsor. 3. Menjaga Volume Air Di Atas Lereng Air dapat diminimalisir dari tanah di atas lereng dengan menggunakan parit yang diisi dengan kerikil dan pipa berlubang atau sumur air yang dipompa. Penampungan air seperti kolam renang, saluran air, dan saluran pembuangan harus dipelihara untuk mencegah kebocoran. Penyiraman rumput dan tumbuh-tumbuhan pada tanah di atas lereng harus dijaga seminimal mungkin. Tanah liat memiliki konduktivitas hidrolik yang rendah dan sulit untuk dikeringkan. Dengan keringnya tanah, maka meringankan berat beban tanah pada atas lereng sehingga kemungkinan terjadinya tanah longsor dapat dicegah. 4. Melestarikan Vegetasi Pepohonan, rerumputan, dan vegetasi dapat meminimalkan jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Selain itu, dengan adanya tanaman mampu memperlambat erosi yang disebabkan oleh aliran air permukaan. Air tanah pun diserap oleh akar tumbuhan sehingga dapat menghilangkan air dari permukaan tanah. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin pada portal Berita Institut Pertanian Bogor, menanam berbagai jenis tanaman vetiver seperti akar wangi pada kawasan lereng bisa mencegah dan mengurangi risiko terjadinya longsor. Tanaman vetiver memiliki akar yang bisa tumbuh panjang sampai 2 meter ke dalam tanah yang sangat baik untuk menopang tanah supaya konturnya tidak mengalami perubahan dan mengakibatkan longsor. Untuk jangka panjangnya, Anda bisa menanam pohon trembesi pada kawasan lereng sebagai salah satu bentuk pencegahan longsor. Selain mencegah longsor, manfaat kayu trembesi lainnya adalah bisa menyerap sekaligus menyaring air hujan dengan baik. 5. Menggali Bagian Atas Lereng Memindahkan tanah dan batu di bagian atas tanah longsor mengurangi tekanan penggerak dan dapat memperlambat atau bahkan menghentikan tanah longsor. Tanah dan batuan tambahan di atas tanah longsor perlu disingkirkan untuk mencegah tanah longsor baru terbentuk di lereng atas. Meratakan sudut kemiringan di puncak bukit dapat membantu menstabilkan lereng yang rawan longsor. 6. Menopang Permukaan Lereng Jika kaki tanah longsor berada di dasar lereng, timbunan dapat ditempatkan di atas kaki dan di sepanjang dasar lereng. Timbunan tersebut mampu meningkatkan gaya penahan di sepanjang permukaan runtuh di daerah kaki. Timbunan tersebut akan mencegah bagian tanah atau batuan di atas lereng turun ke dasar lereng. Namun, jika kaki lebih tinggi pada lereng, penambahan timbunan akan membebani tanah dan batuan di bawah kaki sehingga menyebabkan tanah longsor membentuk lereng bawah timbunan. 7. Membangun Tiang Pancang Tiang pancang menyerupai balok logam yang didorong ke dalam tanah atau ditempatkan di lubang bor. Tiang pancang yang ditempatkan dengan benar harus meluas ke lapisan batuan yang kompeten di bawah tanah longsor. Selain tiang pancang, juga diperlukan balok penopang. Balok penopang ditempatkan pada kemiringan lereng tiang untuk mencegah tiang agar tidak jatuh atau miring. Balok kayu dan tiang telepon tidak disarankan untuk digunakan sebagai tiang pancang karena kurang kuat dan dapat membusuk. Tips membangun rumah di tepi lereng, perhatikan kekuatan struktural dari tiang pancang supaya bangunan Anda tidak mudah bergeser dan mengakibatkan tanah menjadi longsor. 8. Membangun Dinding Penahan Karena tanah longsor dapat merembes melalui celah di antara tumpukan, dinding penahan tanah sering kali dibangun. Dinding penahan dapat dibangun dengan menambahkan balok logam, beton, atau kayu secara horizontal di antara tiang penahan. Dinding tersebut dapat diperkuat lebih lanjut dengan menambahkan pengikat dan balok penopang. Dinding penahan tanah juga dibuat dari beton, balok kayu, batu, rel kereta api, atau kayu gelondongan, tetapi ini mungkin tidak cukup kuat untuk menahan gerakan tanah longsor dan dapat roboh. Setelah dibangun, maka dinding penahan harus dipelihara dan dirawat. Kurangnya perawatan dapat menyebabkan gerakan tanah longsor yang baru. 9. Memasang Sambungan atau Jembatan Pencegahan longsor, terutama pada jalur jalan raya, dapat dilakukan dengan membangun jembatan untuk menyambung area satu dengan lainnya. Dengan adanya jembatan ini, maka beban yang ditanggung oleh tanah yang dilalui oleh kendaraan akan berkurang. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya longsor bisa diminimalisir. 10. Membatasi Jumlah Bangunan Pada Lahan Rawan Longsor Untuk mencegah terjadinya peningkatan beban tanah pada atas lereng, yang bisa memicu ketidakstabilan tanah, maka jumlah bangunan yang boleh dibangun di atas lereng harus diperhatikan. Bila perlu, untuk sebuah kawasan miring dengan tanah dan batuan yang kurang kuat, sebaiknya pembangunan di atasnya tidak diijinkan. Memiliki rumah yang berada di daerah perbukitan sangatlah menyenangkan. Selain memiliki pemandangan yang bagus, Anda bisa menikmati udara yang lebih sejuk dan segar. Apakah Anda tertarik ingin tinggal di daerah perbukitan? Berikut ini adalah pilihan hunian modern terbaik di Wilayah Bogor. 2. Penyebab Tanah Longsor Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana yang tidak kita inginkan. Bencana tanah longsor tidak akan terjadi pada tanah yang miring sekalipun jika tidak ada pemicunya. Tanah longsor dipicu oleh beberapa penyebab. Pemicu terjadinya bencana tanah air yang dilansir dari National Geographic antara lain 1. Terjadinya Peningkatan Kandungan Air Kandungan air yang tinggi dari atas lereng dapat menambah beban batuan dan tanah di atas lereng, sehingga memacunya untuk melorot ke bagian bawah lereng. Selain itu, sifat air yang mengalir dari atas ke tempat yang lebih rendah dapat memicu terjadinya ketidakstabilan tanah. Untuk itu, memperhatikan kadar air di atas lereng sangat penting dalam mencegah terjadinya tanah longsor. 2. Getaran Pada Lereng Terjadinya getaran pada lereng yang diakibatkan oleh gempa bumi maupun aktivitas lainnya seperti pengeboran, ledakan, atau penggalian dapat memicu terjadinya pergerakan tanah. Pergerakan tanah ini berpotensi menyebabkan longsor. 3. Peningkatan Beban Pemicu tanah longsor yang selanjutnya adalah peningkatan beban pada area atas lereng. Meningkatkannya beban di atas tanah yang melebihi daya tahan tanah mampu memicu terjadinya longsor. Penambahan jumlah bangunan, padatnya pemukiman warga dan peningkatan kadar air yang terletak di atas lereng bisa membuat beban tanah meningkat sehingga memacu gerakan ketidakstabilan tanah. 4. Pemotongan Kaki Lereng Secara Sembarangan Apabila tanah pada kaki lereng digerus atau dipotong, maka akan menurunkan daya tahan kaki lereng untuk menahan beban atas lereng. Apalagi jika hal ini dilakukan sembarangan dan tanpa ijin. Melakukan hal ini tanpa kontrol dari pihak yang berwenang, bisa mengakibatkan tidak terkontrolnya jumlah kaki lereng yang dipotong untuk kepentingan pembangunan, misalnya. Akibatnya, lereng tidak memiliki penyangga yang cukup kuat. Hal ini berakibat pada longsornya batuan dan tanah dari atas lereng. 5. Penebangan Hutan Secara Liar Selain menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, penebangan hutan secara liar bisa membuat kondisi tanah menjadi longgar dan labil. Hal ini bisa terjadi dikarenakan tanah tidak memiliki tumpuan dari akar tanaman. Apabila terkena hujan lebat, tanah yang labil akan mudah terlepas dan menjadi longsor yang sangat membahayakan. Itulah pembahasan lengkap mengenai penyebab tanah longsor dan 10 cara untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda dan bisa membantu Anda dalam mencegah terjadinya longsor yang sangat berbahaya. Apakah Anda memiliki rencana untuk pindah rumah? Cek video yang informatif berikut ini untuk mengetahui tips pindah rumah agar berjalan lancar! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami Kolampembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah, kolam semen dan kolam tanah dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah yang berfungsi agar dinding kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam yang terbuat dari semen atau kolam permanen memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat membuat daya tahan tubuh
RumahCom – Curah hujan yang turun makin tinggi di akhir tahun memang rawan menimbulkan bencana seperti tanah longsor. Melansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB mencatat setidaknya 511 kejadian tanah longsor terjadi di Indonesia sepanjang 2021. BNPB sendiri mendeskripsikan longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Selain masuknya air ke dalam tanah, ada beberapa faktor lain yang dapat mengakibatkan tanah longsor. Melalui artikel ini, kita akan mempelajari lebih rinci mengenai tanah longsor di antaranya 10 Penyebab Area Rawan Longsor1. Curah Hujan Tinggi2. Gempa3. Tanah yang Kurang Padat4. Lereng Terjal5. Erosi & Penggundulan Hutan6. Penyusutan Muka Air Danau atau Bendungan7. Area Pertanian di Lereng8. Batuan yang Rapuh9. Material Timbunan pada Tebing10. Beban Berat pada Tanah Jenis-Jenis Tanah Longsor1. Longsor Translasi2. Longsor Rotasi3. Pergerakan Blok4. Runtuhan Batu5. Rayapan Tanah6. Aliran Bahan Rombakan Cara Mengurangi Risiko Tanah Longsor 10 Penyebab Area Rawan Longsor Lalu bagaimana bisa terjadi longsor? Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD DIY melalui situs resminya menjelaskan proses terjadi longsor adalah ketika air yang meresap ke dalam tanah menambah bobot tanah. Saat air tersebut menembus tanah kedap air yang menjadi bidang gelincir, tanah pun menjadi licin dan akhirnya bergerak keluar dari lereng. 1. Curah Hujan Tinggi Menjelang musim penghujan antara September sampai puncaknya pada Desember, risiko terjadinya tanah longsor semakin besar. Selama musim kemarau, kadar air pada tanah cenderung akan menguap dan membentuk pori-pori atau retakan. Ketika musim hujan datang, air akan memenuhi celah tersebut dan membuat tanah melunak dalam waktu singkat. Saat fenomena ini terjadi, pergerakan tanah mulai terjadi dan mengakibatkan longsor. 2. Gempa Getaran hebat yang dihasilkan oleh gempa bumi dapat memecah tanah dalam waktu cepat dan akhirnya menjadi longsor. Tidak hanya gempa, getaran terus-menerus dari mesin, ledakan, atau kendaraan yang lewat juga dapat mengakibatkan tanah longsor. 3. Tanah yang Kurang Padat Kerapuhan tanah tidak hanya terjadi akibat musim kemarau. Jenis tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5m dengan sudut lereng mencapai 220 derajat juga berisiko mengalami longsor. Kedua jenis tanah tersebut sangat mudah pecah saat panas dan lembek saat diguyur air. 4. Lereng Terjal Longsor adalah bencana yang mudah terjadi ketika berurusan dengan lereng atau tebing terjal. Hal ini karena semakin terjal lereng maka gaya pendorongnya juga makin besar. Pembentukan lereng dan tebing terjal sendiri terjadi akibat pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. 5. Erosi & Penggundulan Hutan Tidak hanya menghasilkan oksigen, hutan juga sangat penting untuk mengikat tanah dan mencegah terjadinya longsor. Karena itu, daerah yang gundul akibat penebangan hutan berisiko lebih tinggi mengalami erosi dan tanah longsor. Erosi sendiri terjadi akibat pengikisan air sungai atau laut ke arah tebing. Tanpa adanya tumbuhan, tanah yang terkena erosi akan makin cepat mengalami longsor 6. Penyusutan Muka Air Danau atau Bendungan Longsor adalah bencana yang berkaitan erat dengan air. Jika permukaan air danau atau bendungan susut secara cepat, gaya penahan pada tanah akan hilang. Akibatnya, tanah akan retak dan berpotensi mengalami longsor. Kondisi dapat diperparah jika kemiringan bendungan mencapai 220 derajat. 7. Area Pertanian di Lereng Lahan pertanian di lereng dapat berpotensi menimbulkan tanah longsor. Alasannya sederhana, jenis bibit yang ditanam umumnya tidak memiliki akar kuat untuk mengikat bulir tanah. Ditambah dengan penataan lahan perkebunan yang buruk dan genangan di air di petak pertanian semakin meningkatkan risiko longsor. 8. Batuan yang Rapuh Setelah erupsi, gunung berapi biasanya meninggalkan batuan endapan dan sedimen yang merupakan campuran antara kerikil, batu lempung, dan pasir. Material tersebut umumnya kurang kuat dan mudah sekali untuk mengalami proses pelapukan sehingga mudah longsor. 9. Material Timbunan pada Tebing Dalam proyek pembangunan dan perluasan area, biasanya akan dilakukan proses pemotongan tebing dan tanah sisa akan ditumpuk di lembah. Tanah tersebut biasanya belum padat sempurna sehingga mudah sekali terjadi longsor saat diguyur hujan lebat. 10. Beban Berat pada Tanah Jalan raya yang umumnya dibangun di pinggir lereng akan mendapatkan tekanan dari kendaraan untuk waktu lama. Lama-kelamaan, tekanan tersebut dapat memperbesar gaya dorong tanah hingga akhirnya menyebabkan tanah longsor. Tips aplikasi peta digital pada ponsel untuk melihat berbagai bencana alam yang tengah terjadi di sekitar Anda. Jenis-Jenis Tanah Longsor Melalui pembahasan sebelumnya, Anda telah memahami apa saja faktor yang menjadi penyebab sebuah daerah rawan terkena tanah longsor. Kini, mari kita simak jenis tanah longsor yang terbagi dalam 6 jenis di antaranya 1. Longsor Translasi Jenis longsor paling umum ini merupakan peristiwa dimana bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir yang bisa berbentuk rata atau bergelombang landai. 2. Longsor Rotasi Jika longsor rotasi tanah bergerak pada bidang datar, maka jenis rotasi biasanya melibatkan massa tanah dan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk cekungan. 3. Pergerakan Blok Disebut juga longsoran translasi blok batu, jenis tanah longsor ini biasanya ditandai dengan bergeraknya massa tanah berbentuk blok pada bidang gelincir rata. Tidak seperti jenis translasi dimana tanah cenderung berhamburan, pada pergerakan blok, tanah yang jatuh bersamaan akan membentuk seperti kubus atau petak sawah. 4. Runtuhan Batu Sesuai dengan namanya, jenis tanah longsor satu ini terjadi ketika sejumlah besar batuan dan material lain jatuh bebas akibat tanah di bawahnya rapuh serta terkikis. Kejadian longsor ini biasanya terjadi di daerah pantai. Karena material yang jatuh sangat berat, diharapkan warna yang tinggal di lokasi rawan untuk waspada. 5. Rayapan Tanah Rayapan tanah longsor adalah jenis longsor yang bergerak cukup lambat. Dengan jenis tanah berupa butiran halus dan kasar, pergerakan rayapan tanah sering kali tidak disadari orang. Setelah berjalan cukup lama, dampak kerusakan yang terlihat biasanya tiang listrik atau pohon semakin miring karena terdorong longsor. 6. Aliran Bahan Rombakan Terakhir, pada jenis ini longsor terjadi akibat air yang massa tanah bergerak menuruni lereng. Pada tipe ini, kecepatan longsor sangat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, volume dan tekanan air, serta material tanah. Aliran Bahan Rombakan sangat berbahaya yang mampu memakan banyak korban karena gerakan longsor dapat terjadi sepanjang lereng hingga ratusan meter. Tinggal di area rawan banjir memiliki risiko yang tinggi mengalami bencana seperti tanah longsor. Ini saatnya Anda mencari hunian, yang bebas banjir dan longsor. Cek pilihan hunian di Lampung dibawah Rp700 juta yang aman dari banjir dan longsor . Cara Mengurangi Risiko Tanah Longsor Bencana alam seperti tanah longsor memang salah satu kehendak Tuhan yang tidak dapat diprediksi. Namun, kita dapat mengurangi risikonya dengan melakukan beberapa pencegahan tanah longsor seperti berikut ini Hindari membangun rumah di atas dan bawah lereng terjal. Longsor adalah bencana yang sering terjadi tiba-tiba tanpa disadari, jadi usahakan tidak mendirikan bangunan apapun di bawah lereng yang tanahnya terlihat rapuh. Tidak membuat kolam aliran air untuk sawah di bagian atas lereng. Genangan air dapat melembutkan tanah sehingga risiko tanah longsor semakin tinggi Sebaiknya, segera tutup dan padatkan retakan tanah yang terlihat dibawah pondasi rumah/sawah agar air tidak masuk melalui retakan. Jangan menebang pohon di daerah lereng. Sebaiknya ditanami dengan jenis tanaman keras yang akarnya kuat dan mampu mengikat tanah. Usahakan tidak memotong tebing jalan menjadi tegak. Ketika tanah di bawahnya mulai terkikis maka dapat terjadi longsor runtuhan batu yang berbahaya. Jangan mendirikan rumah di pinggir sungai karena tanah rawan terjadi erosi dan mengakibatkan longsor. Buat saluran pembuangan air SPA yang dapat menjadi tempat penampungan air tanah SPAT ketika terjadi hujan lebat. Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis, penyebab, dan cara pencegahan tanah longsor. Melalui artikel ini semoga kita semua semakin waspada dan dapat terhindari dari bencana. Tonton video informatif berikut ini untuk mempelajari cara mencari rumah bebas banjir! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
MAGELANG detakjateng - Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito beserta jajarannya meninjau langsung lokasi tanah longsor di Wates Prontakan RT 4 RW 3 K Minggu, Juli 24 2022 Terkini
- Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis. Seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Sejumlah daerah di Indonesia rawan akan bencana longsor. Longsor menyebabkan banyak kerugian, seperti korban jiwa, rusaknya infrastruktur, rusaknya lingkungan, dan hilangnya tempat tinggal. Baca juga Tahukah Kamu Seberapa Kuat Jaring Laba-Laba? Baca juga Favorit Banyak Orang, Ketahui Bagaimana Tempe Dibuat Lantas, apa yang harus dilakukan agar tak terjadi tanah longsor? Berikut beberapa saran agar tidak terjadi tanah longsor yang bisa dilakukan, yakni 1. Pemantauan dan pembatasan lahan rawan longsor Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pencegahan tanah longsor bisa dilakukan dengan pemantauan kondisi stabilitas tanah dan membatasi penggunaan tanah dengan stabilitas rendah. Longsor terjadi di tanah yang tidak stabil, sehingga pembatasan penggunaan lahan bisa mencegah terjadinya longsor. 2. Tidak mendirikan rumah di daerah rawan longsor Agar tidak terjadi tanah longsor, sebaiknya tidak mendirikan rumah, kolam, dan bangunan lainnya di daerah rawan longsor. Daerah rawan longsor, seperti di daerah lereng yang kecuramannya lebih dari 20 derajat, pada lereng berkelok, di bawah tebing, di tanah lempung, lembah, bantaran sungai, dan tanah yang gundul, curah hujan tinggi, dan rawan gempa bumi. Baca juga Kenali Hak dan Kewajiban Konsumen Baca juga Penyebab Tinta Cumi Berwarna Hitam dan Manfaatnya untuk Kehidupan Manusia Dikutip dari Geological Survey, daerah yang umumnya aman dari tanah longsor adalah daerah dengan batuan dasar yang keras dan tidak berseni yang belum bergerak di masa lalu belum pernah longsor, daerah yang sudut kemiringannya datar, dan sepanjang hidung punggung bukit, mundur dari puncak lereng. 3. Memperbaiki drainase air Tanahlongsor biasanya terjadi di wilayah yanag terdapat banyak lereng dengan kemiringan di atas 45 derajat, meskipun tak tertutup kemungkinan juga bisa terjadi pada tanah datar namun peluangnya lebih kecil. meskipun tak tertutup kemungkinan juga bisa terjadi pada tanah datar namun peluangnya lebih kecil. Untuk itulah menjelang puncak musim
Memasuki musim hujan tahun ini, bencana tanah longsor telah melanda sejumlah tempat, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur. Selain memakan korban jiwa, infrastruktur seperti jalan dan jembatan, perkampungan, rumah beserta penghuninya terkena dampak tertimbun material longsor. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan sepanjang 2018-sampai November-terjadi 268 kali bencana tanah longsor, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 848 kejadian. Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kejadian bencana tanah longsor fluktuatif. Masalahnya, lebih dari 112,46 juta hektare atau hampir 60% luas dataran Indonesia adalah kawasan rentan longsor, perbukitan, dan pegunungan curam dengan topografi berombak dan bergelombang. Hitungan ini menurut data dari buku Tanah-Tanah Pertanian Indonesia 2004 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Indonesia. Kita memerlukan informasi tanah, geoteknik, dan geofisik untuk menentukan prakiraan lokasi dan waktu longsor ketika memasuki musim hujan guna mencegah kerusakan lebih parah dan jatuhnya korban. Apa penyebab longsor ? Longsor dapat dikategorikan sebagai salah satu bencana yang disebabkan oleh tanah. Pergerakan massa tanah dan batuan dari atas ke bawah menyebabkan longsor. Kejadian longsor dipengaruhi oleh landai atau curamnya lereng suatu kawasan, tebal atau tipisnya lapisan tanah di atas lapisan batuan penyusun bukit dan gunung, iklim curah hujan, suhu, salju, dan vegetasi. Adapun pemicu yang mempercepat terjadinya longsor antara lain guncangan akibat gempa, tambahan beban pada bagian atas lereng, pemotongan lereng bawah dan hujan deras. Curah hujan tinggi pemicu longsor Air merupakan faktor utama terjadinya longsor. Intensitas hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat akan memicu banjir dan longsor. Untuk mengantisipasi kejadian longsor, kita perlu mengetahui besar dan lamanya curah hujan yang menimpa suatu daerah. Satuan untuk menghitung jumlah curah hujan adalah milimeter mm; 1 mm CH berarti ada 1 liter air hujan yang turun pada areal dengan luas 1 meter persegi. Pada 2 dan 3 November 2018 sejumlah kecamatan di Kota Padang dilanda banjir bandang dan longsor. Ini disebabkan curah hujan yang mencapai 91 mm dan 187 mm dalam waktu lima jam, angka itu termasuk hujan dengan intensitas sangat lebat. Pengukuran di lima stasiun iklim di Kota Padang menunjukkan kisaran curah hujan pada 2 November mulai dari 47,4–91 mm dan 13,7–187 mm pada 3 November 2018. Data ini bersumber penuturan langsung dari Sugeng Nugroho, peneliti Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, kepada penulis. Jika dirata-ratakan, maka curah hujan yang turun sekitar 73 mm di Kota Padang. Dengan luas 695 kilometer persegi, maka telah turun air hujan sebanyak 50,75 juta meter kubik setara dengan air dalam kolam renang selama satu hari saja. Air yang turun sebanyak itu, tentu saja tidak akan tertampung oleh tanah dan sungai. Di tanah terjadilah aliran permukaan atau limpasan permukaan runoff. Sedangkan di sungai mengakibatkan meningkatnya debit air sungai secara signifikan. Batas kritis dari aliran permukaan ini adalah 50 meter kubik per detik pada satu daerah aliran sungai DAS. Jika batas ini terlampaui maka terjadilah banjir di dataran aluvial tanah yang terbentuk karena endapan dan longsor pada daerah perbukitan. Tanah dan vegetasi berperan penting menyerap air hujan yang turun. Air hujan masuk ke dalam tanah melalui pori-pori yang ada di tanah. Ini disebut infiltrasi. Setelah semua pori tanah terisi air, tanah akan jenuh air. Inilah awal terjadinya genangan di atas permukaan tanah. Saat tanah jenuh air, maka tanah menjadi lebih berat dan mencair sehingga mudah mengalir. Laju aliran permukaan semakin besar seiring pertambahan volume air hujan yang turun. Permukaan tanah yang ditutupi vegetasi akan mampu menahan dan menyerap air hujan lebih banyak karena terbentuk celah antara akar dan butiran tanah yang dapat menahan air hujan dibandingkan dengan permukaaan tanah tanpa vegetasi atau tanah yang dilapisi beton. Tumbukan air hujan pada tanah tanpa vegetasi akan lebih keras dan memecah agregat tanah sehingga mudah terjadinya aliran permukaan tanah. Sedangkan pada permukaan tanah yang dilapisi beton tak ada air hujan yang bisa masuk ke dalam tanah. Akan semakin rawan longsor jika mendirikan bangunan di puncak dan lereng bukit pada daerah dengan intensitas curah hujan tinggi. Bisakah longsor diprediksi? Peta Prediksi Gerakan Tanah Longsor per 8 Maret 2018 Pukul WIB. BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan peta prediksi longsor secara periodik yang bisa menjadi rujukan untuk melihat tingkat kerawanan suatu wilayah. Longsor biasanya terjadi pada kawasan perbukitan dan pegunungan dengan lerengnya yang curam sampai sangat curam bahkan tertoreh dengan kelerengan >15%. Topografi kawasan rentan longsor berombak sampai bergelombang lereng 8-15%, berbukit lereng 15-30% dan bergunung >30%. Wilayah dengan bentuk berbukit dan bergunung yang rentan longsor mencapai 47,7% di Pulau Jawa dan 35% di Sumatra. Kedua pulau ini memiliki tipe iklim basah dengan jumlah curah hujan tahunan antara 3000 sampai > 5000 mm. Secara teoretis jika faktor penyebab longsor sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik dapat dimodelkan secara matematis untuk prakiraan atau prediksi suatu kawasan rentan longsor atau tidak. Pengetahuan tentang sifat tanah dan geologi suatu kawasan akan menentukan mitigasi untuk menghadapi kejadian longsor di masa datang. Tanah dengan kedalaman yang tipis dan berada di atas batuan yang rapuh berbeda perilakunya dengan kawasan yang memiliki lapisan tanah yang dalam dan bebatuan yang kuat dan kekar ketika curah hujan turun dengan deras. Curah hujan sebagai faktor aktif penyebab longsor tentu tidak dapat dicegah untuk turun deras atau tidak di satu kawasan. Sebenarnya di luar negeri seperti di Amerika Serikat telah ada dipasang alat-alat untuk memonitor longsor. Alat ini dipasang di lokasi rawan longsor, dikendalikan secara nirkabel dan menggunakan satelit atau penginderaan jauh. Sensor longsor ini bekerja secara simultan untuk mendeteksi perubahan dan pergerakan tanah, volume air hujan, geoteknik bebatuan dan kelerengan. Indonesia belum memiliki alat sensor ini karena mahal US$ jika mendatangkan dari luar negeri dan tentu saja diperlukan dalam jumlah banyak. Sedangkan di Indonesia, ditengarai masih dalam proses penelitian. Setidaknya ada sejumlah inovasi alat deteksi longsor dari universitas dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Perubahan iklim pengaruhi longsor? Laporan sekumpulan peneliti perubahan iklim menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu udara di daratan dan suhu air laut sebesar 0,850 derajat Celsius dari tahun 1880 ke 2012. Peningkatan suhu ini biasanya diiringi dengan ketidakteraturan jumlah curah hujan. Misalnya suatu daerah akan mengalami kekeringan atau peningkatan curah hujan yang ekstrem. Fenomena pemicu terjadinya longsor terutama akibat intensitas hujan yang tinggi dan frekuensi hujan deras yang terjadi. Perubahan iklim berdampak langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan, ketersediaan air dan faktor perubahan penggunaan lahan akibat aktivitas manusia. Semuanya ini akan berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung terhadap bencana longsor, besar dan kerapnya terjadi longsor tersebut. Apakah kejadian longsor yang banyak di Indonesia disebabkan oleh perubahan iklim? Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC pada 2012 menyatakan bahwa perubahan curah hujan yang tinggi akan memungkinkan terjadinya longsor di beberapa daerah. Masih belum ada penelitian yang memastikan hubungan tersebut di Indonesia, tapi bisa kita jelaskan dengan sains. Alih fungsi hutan dan lahan akan mengubah siklus air. Perubahan fungsi lahan dan bertambah banyaknya bangunan akan mengurangi jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Curah hujan yang lebih deras akan menghasilkan limpahan air menjadi lebih intens, dan memicu terjadinya longsor. Cara mencegah longsor Peranan manusia dalam penggunaan lahan akan lebih mempengaruhi terjadinya longsor. Walau ada teknik mekanis untuk memperkuat tanah di daerah longsor, infrastruktur tersebut tidak banyak di Indonesia. Kita dapat mencegah longsor dengan menanam pohon-pohon di daerah berlereng yang dapat memperkuat tanah. Kawasan lereng terjal sampai sangat terjal sebaiknya jangan dialihfungsikan sebagai lahan pertanian atau perumahan. Jika sudah terlanjur maka lahan itu sebaiknya dibuat teras bangku, budi daya lorong sesuai kontur tanah, atau dipagari dengan vegetasi yang bisa mengikat butiran tanah antara lain dengan tanaman bambu dan rumput vetiver.
LKEdbA.
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/51
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/198
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/72
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/78
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/12
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/304
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/370
  • xjk0d0rbyu.pages.dev/454
  • agar kolam tanah tidak longsor